Posts

MUDA DAN KEHILANGAN

Ketika kau pergi, aku tahu akan ada malam panjang yang memaksaku untuk mencintai orang lain. Aku masih mengingat langkahmu yang perlahan menjauh, meninggalkanku, lalu menghilang di tengah keramaian gereja malam Natal. Kini, kau tak lagi terlihat oleh mataku. Di antara kerumunan manusia, aku terus mencari tubuh yang tak akan lagi menoleh ke arahku.  Aku tak berbuat suatu apapun. Tapi kita memang payah, terlalu cepat menyerah. Kita berjalan tanpa tujuan. Ucapan kita tak pernah sejalan. Hanya kata-kata yang menyamar.  Kau tahu, tidak mudah untuk menemukan cinta saat dewasa.  Kita tertawa untuk hal aneh. Tapi, kenapa kita tidak menertawakan diri kita sendiri?  Kita sering berbicara tentang kehilangan, bukan? Dalam percakapan yang tampak biasa, selalu ada jeda yang menyimpan kekhawatiran. Kita sadar, suatu hari nanti, kita tidak akan lagi sama. Kita bahkan pernah membicarakan cara paling lembut untuk mengakhiri ini, seperti dua orang yang siap untuk patah, tapi tak perna...

MENUJU PESTA RIUH DI KEPALA

Orang-orang sering bilang aku seperti Masha dari sebuah kartun, gadis kecil yang selalu berlari-lari bersama beruangnya. Ceria dan penuh semangat. Tapi, aku bukan Masha. Namaku Bella. Wajahku tak pernah datar. Aku mudah berteman dengan siapa saja. Aku akan melambaikan tangan dan tersenyum pada siapa pun, entah itu manusia atau hewan. Aku suka bermain, mungkin terlalu aktif, jadi orang sering menyebutku anak nakal. Padahal aku tak melakukan apa-apa yang buruk. Tapi apa yang bisa dilakukan anak kecil selain menerima apa saja yang orang dewasa katakan? Hal yang paling aku sukai adalah bermain dengan anjingku, Timo, dan menjadi sekretaris kelas, karena aku tidak perlu menulis di buku dan mendapat pujian dari guru. Dulu aku anak yang rajin. Bajuku selalu rapi dan kusetrika sendiri. Disiplin sejak kecil, belajar setiap hari, dan menuntaskan PR-ku. Aku akan tidur jam sembilan malam dan bangun jam empat pagi. Aku pintar, mengikuti banyak lomba dan beberapa kali menjadi juara di kelas. Suatu ha...

RENGKUH

Hai Kamu, Aku ingin memberitahumu beberapa hal. Biarkan imajinasimu membawamu ke mana saja. Pergilah ke tempat-tempat yang selalu kamu impikan, yang belum pernah kamu kunjungi. Rasakan berbagai macam makanan. Bacalah buku yang kamu sukai dan minumlah secangkir kopi atau teh. Dunia ini luas, dan kamu harus keluar untuk menikmatinya. Ambil foto untuk dapat dikenang kelak.  Pegang semua rasa sakit itu, semua kenangan yang membuatmu tidak nyaman. Menangislah bila memang perlu, karena menangis pun dapat membersihkan hati dan jiwa. Pegang semuanya, bahkan hal-hal yang menyakitimu. Karena pada akhirnya, merekalah yang mengajarkanmu dan membuatmu kuat. Menarilah dengan bebas. Musik dan bulan akan selalu menjadi kesukaanmu di dunia yang ajaib ini. Nyanyikan lagu favoritmu. Duduklah di bawah cahaya bulan dan pandanglah langit. Lihat bintang-bintang yang berjejer dalam keheningan. Rasakan angin, dan tutup matamu untuk mengingat perjalananmu. Ingatlah alasan kenapa kamu masih bertahan. Lihatla...

NOL

Maukah Dia membawaku pergi dari sini? .... Aku tidak mengerti untuk menjadi apapun jua. Menjadi orang yang sombong atau ramah, menjadi orang yang jujur atau pembohong, menjadi seorang pahlawan atau lelehan lilin. Kini, aku menertawakan diriku, sesekali mengumpat dan menyakiti diriku sendiri. Usiaku sekarang dua puluh dua tahun. Orang akan berkata, "Kau terlalu muda," "Kau belum pergi jauh," tapi rasanya aku sudah terlalu jauh. Aku berharap aku segera mati ketika usiaku tiga puluh tahun atau kurang dari itu. Dengan itu semua aku merasa cukup, bahwa usia tiga puluh tahun itu umur yang tua sekali, apalagi empat puluh tahun atau lima puluh tahun. Hidup lebih lama dari tiga puluh tahun itu tidak sopan, dan membiarkan orang hidup hingga usia segitu adalah kekejaman. Aku benar-benar tidak bisa menjadi lelehan lilin, percaya saja! Aku sudah sering berusaha, tapi selalu tidak bisa. Penyakit yang benar-benar parah adalah saat aku menjadi sadar bahwa inilah keadaanku yang s...